Kehadiran mobil di bawah harga Rp 100 juta memang sebagian masyarakat bisa mewujudkan mimpinya mengendarai kendaraan roda empat. Namun, dengan harga mobil bekas yang terus turun, bukan tak mungkin calon pembeli jadi bingun menentukan pilihan.
"Kalau beli yang komplit, harga diatas Rp 100 juta, bukan lagi mobil murah dong," kata Senior Manager Marketing Bursa Mobil Seken WTC Mangga Dua, jakarta Pusat, Herjanto Kosasih dalam perbincangan dengan Liputan6.com.
Herjanto mengakui, harga mobil bekas saat ini memang sulit untuk naik. Namun hal itu terjadi bukan karena kemunculan mobil murah. Stagnannya harga mobil bekas justru dipicu diskon besar-besar mobil baru oleh dari pemilik diler.
Namun dengan harga yang tak terlalu tinggi, mobil bekas justru bisa lebih bersaing ditengah kehadiran mobil-mobil murah.
Herjanto mengimbau, calon pembeli mobil murah hendaknya berpikir matang sebelum memutuskan pilihannya. Dari kacamatanya, produk mobil murah tidaklah terlalu istimewa.
"Orang ekspektasinya terlalu tinggi membayangkan mobil murah bagus saja," jelasnya.
Jika dihadapkan pada pilihan mobil murah baru atau mobil bekas, Herjanto mengaku tetap akan memilih mobil bekas.
Dengan harga mobil murah berfasilitas lengkap yang mencapai lebih dari Rp 120 juta, konsumen sebetulnya bisa membawa pulang Toyota Yariss dengan harga cuma berbeda Rp 5 juta. Lebih mengejutkan lagi, Yaris yang bisa dibawa pulang baru merupakan produk keluaran 2012.
"Yaris sudah terbukti. Ini (mobil murah) harus mulai dari baru," kata Herjanto yang mengaku meragukan ketersedian suku cadang dari mobil murah.
Kalaupun tetap memilih mobil murah, pembeli diimbau untuk membeli mobil murah yang harganya memang rendah. Salah satunya adalah Daihatsu Ayla yang dijual sekitar Rp 80 juta.
Pertimbangannya, konsumen takkan terlalu rugi membeli mobil murah tersebut. Sementara jika memilih mobil second, masyarakat sebetulnya bisa mendapatkan kendaraan keluaran tahun 2004.
"Jangan beli mobil murah yang komplit, cari yang paling sederhana. Jangan Toyota, beli Daihatsu," pesan Herjanto.
0 comments: