Hidup miskin sejak kecil tak berarti menutup jalan Anda untuk mendulang banyak kekayaan. Terbukti, Eggon Joao da Silva yang menghabiskan masa mudanya sebagai tukang reparasi di Jaragua do Sul, Brasil, berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Seperti dikutip dari Forbes, Sabtu (7/12/2013), sejak masih kanak-kanak Silva bekerja sebagai petugas tukang yang memperbaiki berbagai peralatan rumah tangga yang rusak. Saat berusia 13 tahun dia memperoleh pekerjaan yang lebih baik sebagai juru tulis di sebuah bank milik negara.
Pada 1957, setelah bekerja 14 tahun di bank tersebut, dia menjadi rekan bisnis sebuah perusahaan kecil dengan delapan karyawan. Perusahaan tersebut memproduksi komponen kendaraan.
Empat tahun kemudian, perusahaan tersebut tumbuh besar dan memiliki 150 karyawan. Tetapi di tengah kejayaannya, Silva justru memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan bersiap menghadapi tantangan terbesarnya selama menjalani karir.
Bersama rekannya, Werner Ricardo Voigt and Geraldo Werninghaus, Silva mendirika perusahaan WEG S.A, yang awalnya hanya memproduksi motor listrik. Tetapi kemudian perusahaan tersebut menghasilkan berbagai komponen dan perlengkapan listrik.
Saat ini perusahaan Silva telah menjadi salah satu produsen motor listrik terbesar di dunia dengan jumlah produksi 68 ribu unit per hari atau setara 11,5 juta unit per tahun. Perusahaannya memiliki 27 ribu karyawan yang tersebar di beberapa negara.
Kapitalisasi pasar perusahaan asal Brasil ini bernilai hingga US$ 8,46 miliar dan berhasil mengantarkan Silva menyabet gelar miliarder dunia. Hingga saat ini, baik Silva maupun dua temannya belum memberikan komentar atas masuknya nama Silva ke daftar miliarder dunia yang dihimpun Forbes.
Silva yang saat ini berusia 84 tahun sempat menjadi CEO Perdiago (sekarang BR Foods) antara 1994 dan 1995 tidak terlibat langsung dalam perusahaan tersebut. Anaknya, Decio da Silva, mewakili dia dalam menjalani perannya di perusahaan.
Tak sendiri, pemiliki perusahaan lainnya, Voigt juga memiliki perangai yang rendah hati. Keduanya bahkan dikenal sebagai pemalu yang fokus dalam bekerja. Tak heran, keduanya sulit sekali ditemui untuk di wawancara.
0 comments: