Mulai dari ide sederhana, tak perlu muluk-muluk dengan ide besar. Belajar fotografi bisa dengan kamera apa saja, dengan kamera pocket atau handphone yang ringan. Terbukti foto-foto yang ditampilkan dalam Pict Festival bertajuk “Submit Urban” begitu apik-- dari sisi tema dan angle. Tak ada fotografer profesional yang ikut pameran ini.
Konsep awalnya, ketika fotografer Marrysa Tunjung Sari berkunjung ke Pekanbaru. Lalu ia menggagas lomba fotografi dengan kamera sederhana, di luar kamera DSLR. Terkumpullah 500 frame foto yang dihasilkan peserta lomba. “Banyak yang ragu. Ada yang bilang, masa sih memotret pakai handphone?” celetuk salah seorang peserta.
Keraguan pun pupus tatkala melihat hasil cetaknya. Alat yang sederhana bisa menghasilkan gambar yang bagus, bila si pemegang kamera memahami komposisi dan angle. Kegiatan itu melibatkan semua lapisan umur dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kini, Marrysa mewujudkan pameran foto di Pict Festival, FX Mal, Jakarta. “Agak berat mengatakanstreet photography. Definisinya terlalu berat, saya alihkan ke arah urban, kegiatan ini kerjasama dengan Jakarta Biennale 2011,” ungkap Marrysa.
Mantan fotografer olahraga ini juga menggagas kegiatan workshop seri keliling di berbagai daerah. Marrysa mengajar teknik dasar fotografi pada remaja hingga orang dewasa secara gratis di Komunitas Kufoto. Selain itu mengajarkan foto blogging, video dan menulis.
“Daripada mencuri foto orang waktu ngeblog, kan lebih baik memotret dengan kamera handphone,” ujarnya. Pict Festival ini merupakan ajang bertemunya komunitas fotografi berbagai genre dan berlangsung hingga 10 Desember. Acara ini menjadi bagian dari perhelatan besar Jakarta Biennale 2011.
Source
0 comments: