Benar-benar Teknisi Sukhoi atau Pemabuk
Tiga orang teknisi pesawat Sukhoi asal Rusia yang tewas karena menenggak campuran spiritus dan alkohol menimbulkan kesan tidak baik dan memunculkan kekhawatiran terhadap hasil rakitannya. Diperlukan adanya jaminan secara tertulis dari pihak perusahaan Sukhoi untuk tidak lagi mengirimkan orang-orang dengan kasus seperti itu.
"Yang penting harus ada jaminan dari ketua tim dari 40 orang itu, perlu ada jaminan dari perusahaan Sukhoi untuk tidak mengirim orang-orang dalam kasus seperti ini," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR RI Mayjen Purn Tubagus Hasanuddin. Kamis (16/9/2010).
Menurut Hasanuddin, jaminan tersebut sangat diperlukan untuk menjaga kinerja para teknisi yang dikirimkan. Kementerian Departemen Pertahanan diharapkan meminta jaminan tersebut secara tertulis.
"Jaminan perlu diberikan dalam bentuk pernyataan tertulis. Sebaiknya diminta oleh Kementerian Pertahanan atas nama pemerintah," tutur politisi PDIP ini.
Hasanuddin memahami, sebagian besar orang asing memang memiliki kebiasaan minum-minum. Namun, jangan sampai hal tersebut berpengaruh pada kinerja mereka.
"Bagaimana mungkin pesawat secanggih itu dirakit oleh pemabuk. Kesannya tidak bagus, dirakit oleh pemabuk. Perlu ada jaminan dari pemerintah kepada perusahaan Sukhoi bahwa mereka mengirimkan tim yang profesional," tandasnya.
3 Anggota tim perakit Sukhoi dari Rusia yang tewas pada Senin 13 September adalah Savanoc, Alexander dan Voronim. Mereka bertugas mengawasi perakitan dua dari tiga jet Sukhoi yang dipesan TNI AU hingga siap tempur.
Para teknisi Rusia tiba di Makassar pada 5 September 2010. Dokter dari Kedubes Rusia di Indonesia ditemani pejabat eksportir senjata Rusia, Rosoboronexport, bergabung dengan otoritas Indonesia untuk menyelidiki kematian misterius itu.
Hasil penelitian Puslabfor Mabes Polri ditemukan zat metanol atau spiritus berlebih di dalam tubuh para teknisi tersebut. Zat tersebut ditemukan di isi lambung, ginjal, paru kiri dan kanan. Zat ini sangat berbahaya untuk tubuh bila diminum.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments: